Guru merupakan titik sentral dalam praktik pendidikan. Menjadi guru bearti harus siap menjadi
ujung tombak dilapangan untuk tugas mulia sebagai seorang profesional yang memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan kompetensi perserta didik.
Keberhasilan belajar mengajar ditentukan kemampuan profesional dan pribadi guru yang baik,
dimana guru harus mampu untuk menyajikan konten pembelajaran secara runtut, menantang dan menginspirasi peserta didik untuk belajar.
APA ITU GENERASI Z?
Generasi z yaitu anak-anak yang lahir setelah tahun 1995. Generasi z berada pada rentang usia 14-
19 tahun dan memiliki banyak sebutan seperti generasi I, Generation Next, New Silent
Generation, Homelander, generasi youtube, generasi net, dan sebagainya (Giunta, 2017).
Seperti apakah karakteristik generasi z? Mari kita cermati bersama-sama!
- Generasi z menyukai kebebasan dalam belajar
- Generasi z suka mempelajari hal-hal baru yang praktis sehingga mudah beralih fokus
belajarnya meskipun memiliki kecukupan waktu untuk mempelajarinya. - Merasa nyaman dengan lingkungan yang terhubung dengan jaringan internet karena
memenuhi hasrat berselancar, berkreasi, berkolaborasi, dan membantu berbagi informasi sebagai bentuk partisipasi - Generasi z lebih suka berkomunikasi dengan gambar images, ikon, dan simbol- simbol daripada teks. Generasi z tidak betah berlama-lama untuk mendengarkan ceramah guru, sehingga lebih tertarik bereksplorasi daripada mendengarkan penjelasan guru.
- Memiliki rentang perhatian pendek (short attention span) atau dengan kata lain sulit untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu lama. Generasi z terbiasa bersentuhan dengan teknologi tinggi dengan aksesibilitas cepat misalnya smartphone. Rentang perhatian manusia semakin pendek ada di kisaran 8 detik (Glum, 2015).
- Berinteraksi secara kompleks dengan media seperti smartphone, televisi, laptop, desktop, dan iPod. Silahkan Saudara amati adakah fenomena seorang peserta didik mengetik dengan laptop sambil melacak informasi lewat smartphone sekaligus menonton televisi.
- Generasi z lebih suka membangun eksistensi di media sosial daripada di lingkungan nyata dan cenderung memilih menggunakan aplikasi.
Melihat Karakteristik peserta didik generasi Z tersebut, guru harus meningkatkan kompetensi IT yang
dimiliki karena guru harus dapat mengarahkan dan membimbing peserta didik untuk dalam hal penggunaan teknologi dengan baik.
PUSDATIN KEMENDIKBUDRISTEK menjawab tantangan tersebut dengan menyediakan Portal Rumah
Belajar dan Aplikasi Rumah Belajar bagi guru dan peserta didik agar dapat mengembangkan kompetensi nya dengan menggunakan fitur Rumah Belajar.
Fitur Rumah Belajar yang dapat dimanfaatkan peserta didik dan guru seperti Sumber Belajar, Bank
Soal, Kelas Maya dan Laboratorium Maya. Dengan menggunakan fitur tersebut diharapkan dapat
memotivasi peserta didik dalam memahami materi dan mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.